Original Source : Kumpulan Widger Blogger INDONESIA http://hujangede.blogspot.com/2011/05/kumpulan-widget-blogger-indonesia.html#ixzz249KbhN5k

Pengetahuan

Senin, 07 Juli 2014

ILMU DAN FILSAFAT


ILMU DAN FILSAFAT
            Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu, dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang seakan tak terbatas ini. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah kita jangkau.
            Sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang kita gemuli sejak duduk di bangku sekolah dasr hingga pendidikan lanjutan dan perguruan tinggi. Berfilsafat tentang ilmu berarti kita berterus terang kepada diri kita sendiri : apakah yang saya ketahui tentang ilmu ? apakah cirri-ciri yang hakiki yang membedakan antara ilmu dengan yang bukan ilmu ? bagaimana caranya supaya saya mengetahui bahwa ilmu merupakan pengetahuan yang benar ? mengapa kita mesti mempelajari ilmu ?
            Apakah Filsafat ?
            Seorang yang berfilsafat dapat diumpamakan seseorang yang berpijak di bumi dan sedang menengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi. Jadi, dapat dilihat bahwa karakteristik berpikir filsafat yang pertama adalah sifat menyeluruh. Seorang ilmuwan tidak puas lagi mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya. Dia ingin tahu kaitan ilmu dengan moral, kaitan ilmu dengn agama. Dia ingin yakin apakah ilmu itu dapat membawa kebaikan dan kebahagiaan padanya.
            Karakteristik filsafati yang kedua adalah sifat mendasar. Artinya dia tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat disebut benar ? bagimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan ?  apakah criteria itu sendiri benar ? lalu benar itu sendiri apa ? seperti sebuah lingkaran, pertanyaan itu melingkar.
            Selanjutnya karakteristik berpikir filsafat yang ketiga adalah spekulatif. Maksudnya, semua ilmu yang masuk dalam pemikiran kita, tidak mungkin akan kita terima secara langsung, dan tentu melalui proses penyaringan. Atau bahkan  kita tidak yakin dengan jangkar pemikiran yang mendasar. Dengan inlah kita sudah mulai berspekulasi atas ketidak yakinan kita. Maka secara tidak langsung, kita sudah menerapkan karakteristik berpikir filsafat.
            Cabang-Cabang Filsafat
            Pokok-pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi, yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama filsafat ini kemudian bertambah lagi, yakni pertama, teori tentang ada : tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika; dan kedua, politik; yakni kajian mengenai organisasi sosial/pemerintahan yang ideal. Kelima cabang utama ini kemudian berkembang lagi menjadi cabang-cabang filsafat yang mempunyai bidang kajian yang lebih spesifik, diantaranya filsafat ilmu. Cabang-cabang filsafat tersebut antara lain mencakup :
1.    Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2.    Etika (Filsafat Moral)
3.    Estetika (Filsafat Seni)
4.    Metafisika
5.    Politik (Filsafat Pemerintahan)
6.    Filsafat Agama
7.    Filsafat Ilmu
8.    Filsafat Pendidikan
9.    Filsafat Hukum
1.  Filsafat Sejarah
. .   Filsafat Matematika
1