Original Source : Kumpulan Widger Blogger INDONESIA http://hujangede.blogspot.com/2011/05/kumpulan-widget-blogger-indonesia.html#ixzz249KbhN5k

Pengetahuan

Sabtu, 10 Januari 2015

Uwais Al-Qarni (Terkenal di Langit, Tak Terkenal di Bumi)



Nama lengkapnya Uwais bin 'Amir bin Juz' bin Malik bin Amru bin Mus'adah bin Amru bin Sa'ad bin Ashwan bin Qorn bin Rodman bin Najiyah bin Murod Al Murodi. Namun ia lebih dikenal dengan sebutan Uwais Al Qarni. Pemuda asal Yaman ini memiliki kepribadian yg sangat zuhud. Ia adalah seorang yatim, tidak memiliki sanak keluarga kecuali hanya ibunya yg telah tua renta dan lumpuh, hanyalah penglihatan kabur yg masih tersisa oleh ibunya. Untuk mencukupi kehidupan sehari-harinya, ia bekerja sebagai penggembala kambing sembari mengasuh ibunya yg renta. Upah yang diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya. Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.

Uwais masuk islam dikarenakan mendengar tentang sabda, kepribadian, serta akhlak Rasulullah dari tetangga-tetangganya. Hal ini menimbulkan hasrat mendalam dalam diri uwais utk dapat bertemu dengan sosok Rasulullah. Ia sangat merindukan bersua dgn Rasulullah Kekasih Allah, namun apa daya ia tak punya bekal yg cukup untuk ke Madinah bertemu Rasulullah. Dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu yg jika ia pergi, maka tak ada yg merawatnya. Dikisahkan pula ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada beliau, sekalipun ia belum pernah melihatnya.

Di tiap harinya Uwais selalu di gelisahkan oleh hasratnya tersebut, namun selalu diurungkan karena tdk tega meninggalkan ibunya yg ia sayangi. Hingga ketika rasa rindunya sudah sangat memuncak, ia memutuskan utk mengadukan hasratnya kepada sang ibu, sekaligus memohon izin utk menziarahi Rasulullah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”. Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.

Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman. Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari, semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya.

Sesampainya di Madinah, Uwais tak menemukan sosok yg di cintainya di rumah, pada saat itu Rasulullah tengah berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang? Sedangkan masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW.. Dia hanya menitipkan salamnya kepada Aisyah RA untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan perasaan haru.

Ialah Uwais Al Qarni, seseorang yg memiliki rasa cinta yg besar kepada Rasulullah SAW dan juga ketaatan kepada ibunya. Ia oleh Rasulullah dikatakan sebagai penghuni langit (terkenal dilangit) karena ketaatan pada ibunya, namun tak terkenal di bumi karena banyak yg mengacuhkannya, menyisihkannya karena kemiskinannya. Rasulullah bersabda : “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau memandang kepada Sayyidina ‘Ali R.A dan Sayyidina Umar R.A. dan bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni bumi”.

Uwais Al Qarni, contoh bukti ketaatan seorang anak kepada ibunya. Cinta kepada Allah, cinta kepada Rasul-Nya, dan cinta kepada Ibunya.
Wallahu a’lam bisshowwab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar