Original Source : Kumpulan Widger Blogger INDONESIA http://hujangede.blogspot.com/2011/05/kumpulan-widget-blogger-indonesia.html#ixzz249KbhN5k

Pengetahuan

Minggu, 21 Oktober 2012

Inilah Jalanku... Jalan Kebaikan


Memilih jalan kebaikan untuk ditempuh memang bukanlah sekedar pilihan biasa
Namun merupakan sebuah konsekuensi hidup yang mesti dijalani
Karena fitrahnya sebuah pilihan adalah resiko yg mesti kita tanggung
Entah resiko baik, ataupun resiko terburuk yg akan kita dapatkan

Jalan kebaikan...
Jalan yg dipilih oleh orang-orang yg mendedikasikan hidupnya untuk Allah
Bukannya tanpa resiko,, malah justru jalan yg sangat beresiko
Resiko baik dan juga resiko buruk

Itulah dakwah,, jalan kebaikan...
Jalan yg memiliki berbagai macam warna khas perjalanan
Kadang kita temui bukit yang menjulang, kadang juga palung yg cuam
Atau kadang bertemu dengan kerikil tajam di tengah panasnya terik matahari
Tapi tidak jarang juga bertemu hamparan padang bunga ditengah langit nan teduh

Itulah jalan kebaikan,,jalan panjang dengan resiko yg dimilikinya
Dikala lemah keteguhan kita, maka tidak jarang kita lari dari panasnya terik matahari
 Enggan mendaki bukit yang tinggi, atau ragu melintasi palung yang curam
Sehingga jadilah kita orang-orang yg lemah dan pecundang dalam perjalanan

Itulah jalan kebaikan,, jalan panjang dengan resiko yg dimilikinya
Tidak jarang juga kita diperhadapkan dengan sesuatu yg melenakan
Dikala lemah konsistensi kita, maka tidak jarang terlena diri kita dari indahnya hamparan bunga
Terbuai dengan hembusan semilir angin, atau merasa nyaman dengan teduh dan rindangnya pepohonan

Itulah jalan kebaikan,, jalan panjang dengan resiko yg dimilikinya
Uniknya,, karena tdk semua orang yg mampu “betah” dijalan kebaikan ini
Ketika datangnya ujian berupa rintangan ataupun ujian berupa kenikmatan
Kebanyakan dari kita lupa akan tujuan dan cita-cita jalan kebaikan ini
Hingga terhempaslah kita dari jalan kebaikan, jalan cinta para pejuang

Sadarilah wahai para pejuang jalan kebaikan
Selayaknya setiap ujian (berupa kebaikan ataupun keburukan) yg melanda kita
Menjadikan itu bumbu penyedap dalam citarasa jalan kebaikan

Sungguh sangat banyak janji pasti Allah kepada hambaNya yg teguh
Yang tetap istiqomah dengan jalan kebaikannya
Sehingga tidak ada alasan untuk melangkah mundur
Setelah kita lalui setapak demi setapak jalan kebaikan ini

Buatlah diri kita bangga dengan pilihan yg kita pilih
Karena kita dipilih oleh Allah,, sebaik-baiknya pilihan
Katakanlah dalam diri dengan penuh keteguhan hati
..bahwa inilah jalanku,, jalan kebaikan........


Khalid Bin Walid, Sang Pedang Allah yang Terhunus


Mendengar nama Panglima Khalid Bin Walid, maka yang tergambar adalah sosok pemimpin dan panglima perang yang berwibawa dan sangat ditakuti oleh musuh-musuhnya di medan perang. Bahkan ahli strategi perang ini, pernah disebutkan oleh Rasulullah sebagai  saifullah al-maslul (sang pedang Allah yg terhunus) dan nama tersebut pun menjadi julukannya yang mampu menggetarkan batin musuh-musuhnya karena ketakutan.

Sebelum masuk islam, Khalid Bin Walid adalah panglima perang kaum Quraisy yg terkenal dgn pasukan kavalerinya di perang Uhud. Khalid-lah yg pertamakali melihat celah kelemahan umat muslim di perang uhud, yg tergoda untuk mengambil ghonimah dan meninggalkan pos bukit uhud, dan menghajar pasukan muslim pada saat itu. Namun, setelah perang itulah Khalid kemudian masuk islam.

Nama Khalid menjadi semakin tenar dimasa ke-khalifahan. Karena bakat khususnya dalam bidang peperangan dan militer, ia sering dijadikan komandan perang dan memperoleh hasil yg gemilang, khususnya di masa ke-khalifahan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. Oleh Amirul Mukminin  Abu Bakar RA, Khalid dijadikan panglima terdepan dalam upaya memperluas wilayah islam, dan mampu membuat pasukan pasukan Romawi dan Persia kalang kabut. Prestasi Khalid jg terlihat ketika pasukan yg dipimpinnya berhasil menguasai Suriah dan Palestina dalam perang Yarmuk, yang menandai dimulainya penyebaran islam yg sangat cepat diluar tanah Arab.

Namun pada masa ke-khalifahan ‘Umar Bin Khattab, jabatan Khalid sebagai panglima perang yg tak pernah terkalahkan dicopot oleh ‘Umar Bin Khattab RA dan memberhentikan tugasnya dimedan perang, untuk dijadikan sebagai duta besar. Hal ini dilakukan oleh khalifah ‘Umar Bin Khattab utk menghindari agar umat muslim tidak mendewakan Khalid karena ke-gemilangannya dalam memenangkan islam. Namun hal tersebut tidak membuat seorang Khalid Bin Walid merasa sakit hati dgn Khalifah ‘Umar Bin Khattab, krn harus melepaskan bidang yg sangat dicintainya yakni bidang ilmu strategi dan perang. Namun semata-mata karena ketaatannya kpd Amirul Mukminin dan rasa cintanya kepada Islam, Allah dan Rasul-Nya maka segala ego, bahkan rasa cintanya terhadap “hobi” berperangnya harus ditanggalkannya.

Dialah Khalid Bin Walid Bin Mughirah, sahabat yang dicintai Rasulullah karena atas jasanya islam mengalami masa keemasannya. Panglima yg tak pernah terkalahkan di medan perang, sang peracik strategi perang yg sangat piawai.

Dialah Khalid Bin Walid, Sang Pedang Allah yg Terhunus.............

The Choosen One


“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyeruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ......” (QS. Ali-Imran : 110)

Oleh Allah, kita dilahirkan di muka bumi ini untuk mengemban amanah dalam menebar kebaikan (menjadi khalifah di muka bumi) dan menjalankan segala perintahNya. Hanya saja belum banyak diantara kita (manusia) sadar akan amanah yang Allah berikan, padahal kita sudah menyanggupinya. Justru langit, bumi, dan gunung-gunung saja tidak sanggup untuk mengemban amanah dari Allah.

“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itudan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat itu oleh manusia...” (QS. Al-Ahzab : 72)

Namun, tugas untuk menebar kebaikan di muka bumi yang Allah isyaratkan kepada kita telah dilakukan oleh sebagian ummat manusia. Sebut saja di zaman para anbiya yang menyerukan ke-tauhidan/meng-Esa-kan Allah SWT. kemudian dilanjutkan di zaman Rasulullan SAW dan para sahabatnya, serta era ke-khalifahan islam. Dan di era kontemporer seperti saat ini (pasca runtuhnya ke-khalifahan Turki-Utsmani), “tugas” yang Allah berikan kepada kita tidaklah berhenti, justru lebih berat. Maka dituntutlah hadirnya manusia-manusia pilihan yang melanjutkan risalah kebaikan yang telah dibangun oleh para Nabi serta Rasulullah dan para sahabatnya. Bukankah “khaerunnas wa anfuahum linnash....??” sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya.

 Maka terpilihnya kita dalam lingkaran dakwah illallah ini tentu bukanlah sebuah kebetulan. Sekali lagi,, Bukan Kebetulan......!! Hal ini merupakan mega proyek Allah yang diperuntukkan kepada hamba-hambaNya untuk menguji kita, layakkah kita disebut sebagai kuntum khaeru ummah seperti yang Allah sebutkan dalam firmanNya. Begitu banyak ummat islam di muka bumi ini, namun hanya sebagian saja yang benar-benar taqwa kepada Allah SWT. dari sebagian orang-orang bertaqwa di muka bumi ini, hanya ada sebagian lagi yang benar-benar rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk dakwah. Dari sebagian orang yang merelakan dirinya dalam dakwah, hanya ada beberapa saja yang mampu bertahan dan tsiqoh terhadap dakwah yang telah terpatri dan mendarah daging dalam hatinya.

 Olehnya itu, istiqomah adalah salah satu “mantra” oleh seorang da’I illallah. Karena keistiqomahan itu yang juga dimiliki oleh Rasulullah dan para sahabat sehingga mampu menancapkan dengan kuat ideology islam ini di muka bumi. Karena “dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap yakni totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid. Lalu Allah akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan sanggup memikul beban dakwah ini..” (Imam Syahid Hasan Al-Banna)

Sekali lagi, kita adalah orang yang terpilih, yang di pilih oleh Allah Azza Wajalla secara random dari sekian banyak ummat manusia yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Hanya tinggal keteguhan dan keisttiqomahan yang kita jaga agar tidak terhempas di jalan ini. Layaknya Nabiullah, Rasulullah dan para sahabat; we are the choosen one.

Sabtu, 29 September 2012

Pengertian Administrasi


1.      Administrasi dalam arti sempit berarti segala kegiatan tulis menulis, catat mencatat, surat menyurat, ketik mengetik, serta penyimpanan dan pengurusan masalah-masalah yang hanya bersifat teknis dalam ketata usahaan belaka.
2.      Administrasi dalam arti luas menurut H.A. Simon, administrasi adalah  kegiatan dari sekelompok orang manusia yang mengadakan usaha kerjasama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Menurut E. Utrecht gabungan jabatan administrasi yang berada di bawah pimpinan pemerintah melaksanakan tugas-tugas yang tidak di tugaskan kepada Badan-Badan pengadilan dan legislatif.
3.      Hukum administrasi Negara adalah peraturan hukum yang mengatur administrasi, yaitu hubungan antara warga Negara dan pemerintahannya yang menjadi sebab hingga Negara itu berfungsi. (R. Abdoel Madjid)
4.      Hukum administrasi Negara  adalah keseluruhan hukum yang mengatur bagaimana Negara sebagai penguasa menjalankan usaha-usaha untuk memenuhi tugas-tugasnya (Kusumadi Poedjosewojo)
5.      Hukum administrasi Negara adalah hukum yang menguji hubungan hukum istimewa yang di adakan, akan kemungkinan para pejabat melakukan tugas mereka yang khusus (E. Utrecht)
6.      Hukum administrasi Negara adalah keseluruhan aturan yang harus di perhatikan oleh para penguasa yang di berikan tugas-tugas pemerintahan dalam menjalankan tugasnya. (Van Apeldoorn)
7.      Hukum administrasi Negara adalah hukum yang mengatur tentang hubungan-hubungan hukum antara jabatan-jabatan dalam Negara dengan warga masyarakat (Djokosutono)
8.      Istilah hukum administrasi Negara adalah terjemahan dari istilah administrasi, yaitu “recht” (bahasa Belanda)

Minggu, 01 Juli 2012

Apakah kita menjadi ummat yang dirindukan Rasulullah ??

Kita punya cara untuk mengenang orang paling mulia di dunia, Nabi Muhammad saw. Catatan ringkas ini semoga menjadi renungan buat kita. Berteladan kepada Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallam agar kita menjadi ummat yang dirindunya. Bagaimana beliau?
1.) Kalau ada pakaian yang koyak, Nabi saw menambalnya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.
2.) Setiap kali pulang ke rumah, bila belum tersaji makanan karena masih dimasak, sambil tersenyum beliau menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. Aisyah menceritakan bahwa kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga.
3.) Jika mendengar azan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudahnya.
4.) Pernah beliau pulang menjelang pagi hari. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Namun dilihatnya tiada apa pun yang tersedia untuk sarapan. Bahkan bahan mentah pun tidak ada karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?’ Aisyah menjawab dengan agak serba salah, ‘Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.’ Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu aku puasa saja hari ini.’ tanpa sedikit tergambar rasa kesal di raut wajah beliau.
5.) Sebaliknya Nabi saw sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, ‘Mengapa engkau memukul isterimu?’ Lantas lelaki itu menjawab dengan gementar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap membangkang juga, jadi aku pukul dia.” Jelas lelaki itu. “Aku tidak bertanya alasanmu,” sahut Nabi saw. “Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?
6.) Kemudian Nabi saw bersabda,”Sebaik-baik suami adalah yang paling baik, kasih dan lemah-lembut terhadap isterinya.’ Prihatin, sabar dan tawadlu’nya beliau dalam posisinya sebagai kepala keluarga langsung tidak sedikitpun merubah kedudukannya sebagai pemimpin umat.
7.) Pada suatu ketika Nabi saw menjadi imam shalat. Dilihat oleh para sahabat, pergerakan Nabi antara satu rukun ke rukun yang lain agak melambat dan terlihat sukar sekali. Dan mereka mendengar bunyi gemeretak seakan sendi-sendi di tubuh Nabi mulia itu bergeser antara satu dengan yang lain. Lalu Umar ra tidak tahan melihat keadaan Nabi yang seperti itu langsung bertanya setelah shalat. ‘Ya Rasulullah, kami melihat sepertinya engkau menanggung penderitaan yang amat berat. Sakitkah engkau ya Rasulullah?” “Tidak, ya Umar. Alhamdulillah, aku sehat wal ‘afiat.” “Ya Rasulullah.. .mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuh, kami mendengar suara gemeretak pada sendi-sendi tulangmu? Kami yakin engkau sedang sakit…” desak Umar penuh cemas. Akhirnya Rasulullah mengangkat jubahnya. Para sahabat amat terkejut. Ternyata perut beliau yang kempis, kelihatan dililit sehelai kain yang berisi batu kerikil, untuk menahan rasa lapar beliau. Batu-batu kecil itulah yang menimbulkan bunyi gemeretak setiap kali bergeraknya tubuh beliau. “Ya Rasulullah! Apakah saat engkau menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kemudian kami tidak akan mengusahakannya buat engkau?’ Lalu Nabi saw menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apa pun akan engkau korbankan demi Rasulmu. Tetapi apakah akan aku jawab di hadapan ALLAH nanti, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban kepada umatnya?’ ‘Biarlah kelaparan ini sebagai hadiah ALLAH buatku, agar umatku kelak tidak ada yang kelaparan di dunia ini lebih-lebih lagi tiada yang kelaparan di Akhirat kelak.”
8.) Nabi saw pernah tanpa rasa canggung sedikitpun makan di sebelah seorang tua yang dipenuhi kudis, miskin dan kotor.
9.) Beliaupun hanya diam dan bersabar ketika kain sorbannya ditarik dengan kasar oleh seorang Arab Badawi hingga berbekas merah di lehernya. Begitupun dengan penuh rasa kehambaan beliau membersihkan tempat yang dikencingi seorang arab Badawi di dalam masjid sebelum beliau tegur dengan lembut perbuatan itu.
10.) Kecintaannya yang tinggi terhadap ALLAH swt dan rasa penghambaan yang sudah menghunjam dalam diri Rasulullah saw menolak sama sekali rasa ingin diistimewakan (dipertuan).
11.) Seolah-olah anugerah kemuliaan dari ALLAH langsung tidak dijadikan sebab untuknya merasa lebih dari yang lain, ketika di depan keramaian (publik) maupun saat seorang diri.
12.) Pintu Syurga terbuka seluas-luasnya untuk Nabi, namun beliau masih tetap berdiri di sepinya malam, terus-menerus beribadah hingga pernah beliau terjatuh lantaran kakinya bengkak-bengkak. 13.) Fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi. Bila ditanya oleh ‘Aisyah, ‘Ya Rasulullah, bukankah engaku telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?’ Jawab baginda dengan lembut, ‘Ya ‘Aisyah, bukankah aku ini hanyalah seorang hamba? Sesungguhnya aku ingin menjadi hamba-Nya yang bersyukur.’ “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS Al-Ahzab:21) Katakanlah (Muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran :31)