“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan
untuk manusia, (karena kamu) menyeruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ......” (QS. Ali-Imran : 110)
Oleh Allah,
kita dilahirkan di muka bumi ini untuk mengemban amanah dalam menebar kebaikan
(menjadi khalifah di muka bumi) dan menjalankan segala perintahNya. Hanya saja
belum banyak diantara kita (manusia) sadar akan amanah yang Allah berikan,
padahal kita sudah menyanggupinya. Justru langit, bumi, dan gunung-gunung saja
tidak sanggup untuk mengemban amanah dari Allah.
“Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat
kepada langit, bumi, dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul
amanat itudan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu
dipikullah amanat itu oleh manusia...” (QS. Al-Ahzab : 72)
Namun, tugas
untuk menebar kebaikan di muka bumi yang Allah isyaratkan kepada kita telah
dilakukan oleh sebagian ummat manusia. Sebut saja di zaman para anbiya yang
menyerukan ke-tauhidan/meng-Esa-kan Allah SWT. kemudian dilanjutkan di zaman
Rasulullan SAW dan para sahabatnya, serta era ke-khalifahan islam. Dan di era
kontemporer seperti saat ini (pasca runtuhnya ke-khalifahan Turki-Utsmani), “tugas”
yang Allah berikan kepada kita tidaklah berhenti, justru lebih berat. Maka
dituntutlah hadirnya manusia-manusia pilihan yang melanjutkan risalah kebaikan
yang telah dibangun oleh para Nabi serta Rasulullah dan para sahabatnya.
Bukankah “khaerunnas wa anfuahum
linnash....??” sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia
lainnya.
Maka terpilihnya kita dalam lingkaran dakwah illallah ini tentu bukanlah sebuah
kebetulan. Sekali lagi,, Bukan Kebetulan......!! Hal ini merupakan mega proyek
Allah yang diperuntukkan kepada hamba-hambaNya untuk menguji kita, layakkah
kita disebut sebagai kuntum khaeru ummah seperti
yang Allah sebutkan dalam firmanNya. Begitu banyak ummat islam di muka bumi
ini, namun hanya sebagian saja yang benar-benar taqwa kepada Allah SWT. dari
sebagian orang-orang bertaqwa di muka bumi ini, hanya ada sebagian lagi yang
benar-benar rela mengorbankan jiwa dan raganya untuk dakwah. Dari sebagian
orang yang merelakan dirinya dalam dakwah, hanya ada beberapa saja yang mampu
bertahan dan tsiqoh terhadap dakwah
yang telah terpatri dan mendarah daging dalam hatinya.
Olehnya itu, istiqomah adalah salah satu
“mantra” oleh seorang da’I illallah. Karena keistiqomahan itu yang juga
dimiliki oleh Rasulullah dan para sahabat sehingga mampu menancapkan dengan
kuat ideology islam ini di muka bumi. Karena “dakwah ini tidak mengenal sikap ganda. Ia hanya mengenal satu sikap
yakni totalitas. Siapa yang bersedia untuk itu, maka ia harus hidup bersama
dakwah dan dakwah pun melebur dalam dirinya. Sebaliknya, barangsiapa yang lemah
dalam memikul beban ini, ia terhalang dari pahala besar mujahid. Lalu Allah
akan mengganti mereka dengan generasi lain yang lebih baik dan sanggup memikul
beban dakwah ini..” (Imam Syahid Hasan Al-Banna)
Sekali lagi,
kita adalah orang yang terpilih, yang di pilih oleh Allah Azza Wajalla secara random dari sekian banyak ummat manusia yang
Allah ciptakan di muka bumi ini. Hanya tinggal keteguhan dan keisttiqomahan
yang kita jaga agar tidak terhempas di jalan ini. Layaknya Nabiullah,
Rasulullah dan para sahabat; we are the
choosen one.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar